Jakarta, Beritaempat – Dalam rangka mengevaluasi 13 Tahun “Car Free Day (CFD) Jakarta” Komite Penghapusan Bensin Bertimbel (KPBB) menggelar konferensi pers, untuk mengembalikan tujuan awal dari CFD, yaitu untuk peningkatan kualitas udara. Menurut salah satu inisiator KPBB, Karya Ersada, belakangan ini CFD seringkali dijadikan ajang promosi atau ajang kepentingan perpolitikan, sehingga perlu adanya pemahaman tentang esensi CFD.
“Esensi dari CFD adalah berupaya untuk memulihan kualitas udara. Sehingga harus tercipta suasana yang kondusif dan netral di jalur CFD, juga Steril dari kepentingan politik,” ungkap Karya Ersada di KPBB, Gedung Sarinah Lt 12 Jalan MH Thamrin 11 Jakarta Pusat, Rabu (15/4).
Hal senada juga diungkapkan oleh Kepala Seksi Pembinaan dan Penyuluhan Angkutan Jalan, Yayat Sudrajat yang hadir dalam konferensi pers KPBB, bahwa fungsi dari CFD sudah berubah menjadi pasar rakyat. Pasalnya, banyak Pedagang Kaki Lima (PKL) dan promosi dari berbagai lembaga.
“Banyak lembaga yang mensosialisasikan lembaganya di bundaran HI, sehingga Fungsi CFD berubah menjadi pasar rakyat,” kata Yayat Sudrajat.
CFD merupakan bentuk dari Peraturan Daerah (Perda) nomor 2 tahun 2005 tentang Upaya Pemulihan Kualitas Udara di Suatu Kawasan. Adapun tujuan utama dari CFD atau Hari Bebas Kendaraan Bermotor (HBKB) adalah terwujudnya kesadaran untuk mengurangi ketergantungan warga kota dapat terjangkau oleh pelaksanaan CFD atau HBKB.