Saturday, 26 September 2015 10:07

Memahami Kembali Misi Awal "Car Free Day"...

Jessi Carina
Kompas.com - 25/09/2015, 17:29 WIB
Warga terlihat kembali beraktivitas dan berolahraga di Hari Bebas Kendaraan Bermotor (HBKB) atau Car Free Day (CFD) seusai hari raya Idul Fitri 1436 Hijriah, Minggu (26/7/2015). (Kompas.com/Kurnia Sari Aziza)
 
JAKARTA, KOMPAS.com — Tahukah Anda misi awal kegiatan car free day atau hari bebas kendaraan bermotor (HBKB) yang biasa digelar tiap hari Minggu di sepanjang Jalan Sudirman hingga Jalan MH Thamrin?

Salah satu inisiator car free day (CFD) Indonesia, Ahmad Safrudin, mencoba mengingatkan kembali kepada masyarakat mengenai tujuan awal car free day yang pada tahun ini sudah memasuki tahun ke-13.

"CFD ini sebenarnya adalah pembentuk character building untuk mengurangi pencemaran udara, mengurangi kemacetan, dan untuk penghematan BBM," ujar Ahmad di Balai Kota DKI, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jumat (25/9/2015).

Ahmad menceritakan, CFD di Jakarta sudah ada sejak 2002. Pada 2007, kegiatan CFD disahkan dalam peraturan daerah. Pelaksanaannya pun kemudian ditingkatkan dari sebulan sekali menjadi seminggu sekali.

Bahkan, ada pula car free day lokal yang dilaksanakan di sudut-sudut wilayah lain di Jakarta. Ahmad mengatakan, kegiatan car free day ini dilatarbelakangi kondisi kemacetan yang semakin menjadi-jadi di Jakarta.

Tingkat polutan semakin tinggi menandakan kualitas udara yang dihirup semakin menurun. Kondisi diperparah dengan booming-nya fenomena sepeda motor, yang dimulai beberapa tahun lalu, membuat kota bukan lagi disinggahi manusia, melainkan kendaraan.

"Kalau kita enggak melakukan sesuatu, pencemaran udara akan terjadi sedemikian rupa," ujar Ahmad.

Berdasarkan data, pukul 07.00 WIB merupakan waktu ketika polutan di udara berada pada ketinggian 0-500 meter. Debu polutan tersebut naik menjelang siang hingga ketinggian 2.000 meter.

Kualitas udara

Debu polutan kembali turun ke permukaan menjelang malam. Ahmad mengatakan bahwa seburuk itulah kualitas udara di Jakarta. Akibatnya, berolahraga pada pagi atau malam hari tidak sehat lagi karena debu polutan pada saat itu berada di dekat permukaan tanah.

 

Sementara itu, berolahraga pada siang hari sangat melelahkan. Semua itulah yang menjadi latar belakang car free day. Misi utamanya adalah menciptakan kualitas udara yang lebih baik.

Ahmad mengatakan, dalam car free day, ada pesan yang dikirim kepada masyarakat agar mereka dapat mengurangi ketergantungan terhadap kendaraan bermotor. Dengan demikian, perbaikan kualitas udara pun terasa, minimal di lokasi CFD.

"Kemudian, (lokasi CFD) menjadi ruang publik juga, tempat warga bertegur sapa dan berolahraga sambil berekreasi," ujar Ahmad.

Ahmad membuktikan, pelaksanaan car free day di Jakarta selama ini telah mampu menurunkan tingkat polutan hingga 35 persen.

Akan tetapi, angka itu tidak berarti apa-apa jika pesan dalam kegiatan car free day untuk mengurangi penggunaan kendaraan pribadi tidak sampai kepada masyarakat.

Perayaan 13 tahun

Minggu (27/9/2015) mendatang, Pemerintah Provinsi DKI akan menggelar perayaan tahun ke-13 car free day dengan beragam acara.

Kepala Bidang Pengendalian dan Operasi Lalu Lintas Dinas Perhubungan DKI Maruli Sijabat berharap, perayaan tersebut dapat menyampaikan semangat tujuan kegiatan car free day kepada masyarakat.

Terlebih lagi, kegiatan itu juga didukung oleh negara tetangga, seperti Bangkok dan Malaysia, yang ingin ikut berpartisipasi.

Dia berharap, masyarakat dapat sadar untuk memilih mengurangi penggunaan kendaraan bermotor pribadi dalam beraktivitas dan beralih ke angkutan umum. "Masyarakat kita bisa memilih, mau car free day atau car everyday," ujar dia.

Sumber: http://megapolitan.kompas.com/read/2015/09/25/17295631/Memahami.Kembali.Misi.Awal.Car.Free.Day

Informasi

Siaran Pers

Kabar Berita